Techno

Roket Starship Milik Elon Musk Kembali Meledak Tapi Tuai Pujian

Jakarta – Roket Starship dari SpaceX yang nantinya ditargetkan menjelajahi Planet Mars, kembali meledak dalam uji coba peluncurannya yang kedua. Namun meski hancur, upaya SpaceX tetap mendapat pujian lantaran terdapat kemajuan.
Kendaraan anatriksa setinggi 120 meter ini mampu melaju lebih jauh dan lebih tinggi pada versi terbarunya. Penerbangan roket itu kembali terhenti karena masalah teknis, namun jelas bahwa masalah sebelumnya telah diperbaiki.

Perusahaan tersebut diberi ucapan selamat atas upayanya oleh badan antariksa NASA. “Penerbangan luar angkasa adalah petualangan yang menuntut semangat dan inovasi yang berani. Uji coba hari ini adalah kesempatan untuk belajar, lalu terbang lagi,” cuit kepala NASA, Bill Nelson yang dikutip detikINET dari BBC.

Tujuannya adalah untuk membuat segmen teratas yang setinggi 50 meter mendarat di dekat Hawaii. Namun Starship meledak sekitar delapan menit setelah lepas landas karena alasan yang belum jelas.

Namun fakta bahwa penerbangan tersebut berlangsung selama itu akan dianggap sebagai langkah maju yang besar oleh SpaceX dan CEO-nya, Elon Musk.

Pada peluncuran bulan April lalu, Starship merusak landasan peluncuran saat terbang, mengalami banyak kegagalan mesin pada bagian bawahnya dan gagal memisahkan diri pada ketinggian seperti yang dirancang. Tes terbaru ini melewati semua fase awal tanpa drama.

Namun para insinyur ingin mengetahui mengapa booster Starship rusak segera setelah pemisahan dan mengetahui akar penyebab hilangnya bagian atas ketika mencapai hampir 150 km di atas planet ini.

“Kami mendapat begitu banyak data dan itu semua akan membantu kami meningkatkan kualitas untuk penerbangan berikutnya,” kata komentator webcast SpaceX, Kate Tice.

Dr Phil Metzger adalah mantan ilmuwan NASA, sekarang bekerja di Universitas Central Florida, yang mempelajari sistem roket. Dia mengatakan bahwa Elon memperkirakan peluang keberhasilan sebesar 60%. “Dan menurut saya mereka mungkin memperoleh keberhasilan sebesar 60%,” katanya

“Mereka akan melihat datanya. Sebuah roket memiliki sejumlah besar data yang dikirim ke darat. Mereka akan punya data pada setiap sistem dan subsistem yang bisa dibayangkan, jadi saya yakin mereka akan mampu mengetahui dengan tepat penyebab permasalahan yang terjadi dan saya yakin mereka segera melakukan peluncuran berikutnya secepat mungkin,” papar dia.

Related Articles

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button